Thursday, February 14, 2013

Tetap Aku, Rumah Itu.

Pundakku berat terbebankan pekat. Pekatnya dekapan hangat yang lama tersingkap jarak. Waktu, kapan kau ringankan bebanku?

Biar kepalanya bersandar di pundak lain, asal hangat yang terasa adalah dekapan pelukku.

Tak peduli jari tangannya tergenggam erat oleh tangan lain, asal nyaman yang terasa adalah belaian jariku di jumput-jumput rambutnya.

Terserah ia terpaku di rengkuhan lengan siapa, asal wanginya tubuhku yang ia rasakan.

Takkan habis kata, jika kamu yang kutulis.

Jakarta, 14 Februari 2013. 10:57 malam.
Di-tweet pada 8:27 pagi.

No comments:

Post a Comment