Friday, September 7, 2012

Pagi Hari di Mini Market

Senin pagi ini aku dengan semangat sedang bersiap-siap untuk kembali ke rutinitas biasa setelah kemarin menikmati weekend yang sempurna di rumah orang tua, yang masih tergolong dekat dengan rumah kos-ku.

"Hmm.. pagi yang indah untuk memulai rutinitas..."
Aku pun mengunci pintu kamar kos-ku dan mulai berjalan.

**

Walaupun masih pagi, minimarket tempat aku bekerja tak kalah hectic dengan jalanan Jakarta.
Tangan ini dan mesin kasir harus kerja ekstra cepat dibuatnya demi kepuasan pelanggan. Yah.. inilah resiko menjadi penjaga kasir.

Beberapa saat kemudian, mini market mulai sepi. Aku kebagian tugas membereskan barang-barang yang baru datang untuk diletakkan di rak-nya masing-masing.

"Jika kau mendapatiku tersenyum.. saat tak ada apapun yang terjadi.. Jika kau melihat ku tak mendengarmu.. saat tak ada apapun yang terjadi.."

Sambil mendorong troli kuning berisi tumpukan barang dagangan di koridor berisi rak-rak, aku bersenandung mengikuti alunan lagu dari grup band asal Yogyakarta, The Rain, yang diputar oleh radio di minimarket. Menemaniku dan barang-barang dagangan minimarket yang sedang kurapikan ini.

Tiba-tiba troli-ku ini hampir menabrak kaki seseorang di ujung rak yang datang dari arah berlawanan.
"Ups! Sorry..", kata orang itu.
"Ah ya.. gapapa.."
Cuma itu kata-kata yang keluar dari mulutku ketika melihat wujud orang tersebut dan mendengar suara seksinya. Dia-lah lelaki itu. Lelaki yang tiap hari datang sekitar jam 9an ke minimarket ini, lelaki tampan dan proporsional yang mengenakan setelan kemeja dan celana jins plus sepatu kulitnya, lelaki yang selalu menghampiri lemari pendingin minuman untuk membeli minuman kopi kalengan. Lelaki yang.. ah well.. kuakui aku menyimpan rasa suka padanya. Walaupun kami belum saling mengenal, dan walaupun tak sepenuhnya hatiku mengakui.

Aku pun mendorong troli dari rak makanan ringan menuju lemari pendingin minuman untuk memasukan botol minuman ke dalamnya. Aku heran kemana dia? Biasanya yang dia hampiri cuma lemari pendingin ini. Sekilas aku terlihat serius bekerja, padahal sebenarnya sesekali aku curi pandang ke kaca di pojok ruangan di atas rak paling ujung. Mencari sosok lelaki itu.

Ah.. ketemu. Sedang mencari apa dia di rak bumbu dapur? Apa dia ingin membeli bumbu pesanan ibunya? Atau malah istrinya? Ah mungkin mau masak sendiri? Pertanyaan-pertanyaan aneh muncul di kepalaku, semacam sok tahu.

"Karena aku belum gila.. aku hanya jatuh cinta.. sungguh aku belum gila.. aku hanya jatuh cinta.."

Lagu dari radio masih mengalun. Aku beranikan diri menghampiri dia sambil berpura-pura meletakkan barang dagangan ke dalam rak.

"Cari apa mas?"
"Hmm.. cari saus khusus spaghetti mbak. Ada gak?"
"Sebentar.. coba saya cari dulu" "Ah ini dia. Ini mas?"
"Wah iya. Makasih ya mbak."
"Tumben nyari ini. Biasanya yang dicari minuman kopi kalengan"
"Oh.. iya nih mau coba-coba masak. Kebetulan di rumah ada spaghetti mentah tapi ga ada sausnya."
"Emang bisa masaknya?" Kataku menggoda.
"Haha.. sekedar bikin ini aja sih semua juga bisa mbak. Saya permisi dulu ya." Ucapnya sambil berlalu tanpa mempedulikan aku yang terpana dengan tawanya barusan. Dari arahnya, aku tebak dia akan menuju lemari pendingin minuman. Perlahan kuikuti dia sambil masih mendorong troli dan benar saja tebakanku saat kulihat punggungnya. Aih.. seksi sekali, pikirku.

Setelah membayar di kasir, ia pun keluar dan mulai menjauh dengan motor Ninja-nya. Seiring dengan selesainya lagu yang diputar di radio tadi. Hmm.. lumayan lah bisa ngobrol sedikit. Bisa lihat wajahnya sekaligus mendengar suara seksinya saat berbicara dengan lebih dekat..

**

Beberapa hari tak kelihatan, lelaki itu datang lagi saat aku sedang melayani seorang wanita tua di meja kasir. Tapi hari ini, ah siapa itu? Wanita itu.. berambut panjang, kulitnya kuning langsat, tinggi semampai, dan tentu saja cantik. Belum kelar rasa senang sekaligus sedikit rindu ini karena bertemu lagi dengan lelaki itu, aku kaget dengan hadirnya seorang wanita di belakangnya. Apa? Mereka bergandengan? Ah ya.. damn! Dialah pacarnya. Aku pun segera menyelesaikan belanjaan wanita tua ini.

Kali ini seperti biasa lelaki itu menyambar kopi kalengan. Setelah itu ia menyusul pacarnya ke rak kosmetik. Kulihat mereka saling bercanda dengan mesra. Ah tapi ada sesuatu yang berkilat... di antara jari mereka. Cincin! Sebuah cincin di jari masing-masing.

Hahaha! Aku tertawa dalam hati. Ya, belakangan ini dia tidak kelihatan mungkin karena mereka sedang mempersiapkan pernikahan dan sekarang mereka sudah menjadi suami istri. Dan kenapa lagu itu diputar lagi? Lagu saat aku mengobrol dengannya beberapa minggu lalu diputar lagi oleh radio di minimarket tepat pada saat ini?

"Aku tak mencarinya.. dia yang menemukanku.. aku tak mencarinya dia yang menemukanku.."

Perlahan sedikit demi sedikit rasa kecewa mulai menyelimutiku. Patah hati? Jelas. Tapi siapa aku? Aku berusaha meredam kesalku ini, saat dia dan pacarnya menghampiri kasir. Aku bisa melihat bagaimana mereka saling mencintai. Sedikit iri.

Setelah selesai, mereka pun keluar. Aku mengamatinya dari kejauhan saat mereka mulai menjauh. Sedih. Kecewa. Ya,  walaupun kenal saja belum. Tahu namanya pun tidak. Tapi aku suka dan sekarang aku kecewa. Ah.. tapi siapa aku?

"Karena aku belum gila.. aku hanya jatuh cinta.. sungguh aku belum gila.. aku hanya jatuh cinta.."
"Aku tak mencarinya.. dia yang menemukanku. Aku tak mencarinya dia yang menemukanku.."

Ah ya.. lagu ini.. Ironi.

Inspired by Belum Gila - The Rain

Thursday, September 6, 2012

Perjuangan Jadi Pemenang Kuis

Gue percaya keberuntungan itu dateng kalo kita sendiri yang berusaha untuk bela-belain jemput. Btw bukan pak untung ya.. Itu sih guru gue jaman SMA. #penting #ganyambung #iyamaap
Dan itu sudah gue buktikan, walaupun bukti itu sejauh ini masih sedikit.

Kita ambil contoh tergamblang aja, menang kuis. Beberapa waktu lalu gue banyak ngikutin kuis. Dari produk susu, kaos, sepatu, musik, sampe pulsa aja gue jabanin. Ada juga kompetisi lomba menulis. Fyi, semuanya gue lakuin via online ya. I think, internet is more useful when it makes money or some free stuff without any hard efforts. (  ._.)/|gamau capek|
Tapi ya tetep selektif juga lah milih kuisnya. Pilih yang hadiahnya kece. Kalo hadiahnya payung jemuran sih ya ga gue bela-belain ngikut juga (..,)

Gue bela-belain nebelin muka sampe kalah kali tuh dempulannya syahrini, ngetweet nyampahin timeline cuma demi menangin kuis. Sampe disebut banci kuis sama temen juga gue rela. Asal jangan dipanggil banci beneran aja. Semua yang gretong butuh usaha men! Hahaha.

Awalnya sama sekali ga pernah ada yang tembus biarpun gue udah jawab ampe puluhan kali juga. Tapi suatu saat gue ngikutin kuis dari majalah Cosmo Girl! @CosmoGirl_Ind featuring fashion blogger @dianarikasari dengan hadiah sepatu dari UP! (Diana's shoe brand). Beuh! Diiming-imingin wedges keren begitu langsung semangat gue mencet-mencetin Android dan nelorin jawaban-jawaban kreatif demi menang kuis. Tapi sayang disayang.. kali ini cuma nyampe grand final tapi ga menang (  ._.)/|sabar ya pik|

Kecewa emang, tapi tetep coba lagi kuis yang lain. Tapi dengan hampir menangnya ini udah jadi pertanda bagi gue bahwa bentar lagi kuis-kuis yang lain insha Allah gue tembus. Sampai akhirnya gue ikut kuis dari @MyFashionistas dan tembus! Walaupun hadiahnya cuma voucher belanja 50k sih. Cerita yang ini udah gue posting disini ya. Biarpun gift-nya sedikit tapi ada kepuasan tersendiri aja rasanya (..,)

Lalu ada lagi kuis-kuis yang lain yang kasusnya sama kayak yang pertama tadi, cuma jadi kandidat pemenang aja. Huft banget kan rasanya. #huft

Dan yang terakhir tanggal 4 September kemarin. Fyi, gue ikutan Tweet for Gold #MagnumGold dari @MyMagnumId. Tapi ini murni iseng. Asli. Ga ada niatan atau kepikiran untuk menang.
Ketika tiba-tiba pada tanggal 5 September 2012, gue ngecek hape dan ada 1 mention dan 1 DM dari twitter. Asli nyesek. Gue dapet mention&DM dari @MyMagnumId bahwa gue menang dan berhak nerima gift dari Magnum, but batas konfirmasi hadiah cuma sampe jam 12 dan gue liat itu mention pas udah lewat JAM DUA! WHAT? JAM DUA?!!!! ERRRRRRGGGHHH~

Nyesek maaaak! Magnum Gold gretongan! Lumayan maaak! Satu magnum aje udah bise mak beli nasi seporsi di warteg :s #FikaAnakWarteg
Nyesel banget deh asli. Walaupun cuma es krim, what I told you that to be a winner of some quiz, it is a special satisfaction that I couldn't tell :((((

Yaudah deh, I was disqualified. Lalu aku bisa apa? #persoalan
Coba lagi aja deh. Toh kuisnya sampe tanggal 13 apa 15 September gitu. Lupa juga gue. Yang penting refresh otak terus biar bisa nelorin (?) ide-ide kreatif untuk jawaban kuis Magnum ini dan kuis-kuis lainnya.

But I have something special to tell. Di saat gue lagi galau ga jadi dapet Magnum gretongan, temen twitter gue si @tikarlina dengan indahnya menghibur gue. Apa coba? Doi langsung ikutan kuis Magnum ini dan dengan mention nama gue sbg temen yang mau dia kirimin #MagnumGold. Hahaha you such a pretty kind and cool friend, tik! Thank youu~ Walaupun belom tentu menang tapi udah cukup bikin galau ini lari terbirit-birit kok (--,)

Nah! What's the lesson? Liat? Kalo satu keberuntungan udah dateng, niscaya keberuntungan lain bakal dateng silih berganti. Asal kitanya aja yang jangan cape-cape untuk jemput :)

Udah segitu aja dulu. Kalo kebanyakan nanti ga abis. Ntar dikasih kucing lagi. #yakali
Bukan bermaksud sok menggurui atau mengajar, karna yang berhak mengajar ya cuma pak ajar. #apeu

Selamat menjemput keberuntunganmu! Especially para banci-banci kuis! ~~~(/´▽`)/

P.S. : Untuk info seputar kuis-kuis kece bisa follow @BanciKuis dan @InfoKuis. Tapi jangan lupa ya pajak hadiahnya kasih gue! (ง`v´)ง Hahaha.




Tuesday, September 4, 2012

Dengar dulu Bisikku

Ada yang datang.. dan ada yang pergi..

Lalu lalang orang-orang di taman ini di sore hari..
Seorang kakek yang sedang duduk terpaku di bangku taman, seorang nenek yang berjalan pelan dibantu entah cucu atau anaknya yang.. hmm.. mungkin berumur sekitar awal 30-an, keluarga muda dengan bayi mungilnya yang terlihat bahagia memadu tawa duduk di pinggir kolam di tengah taman. Indah.
Lalu aku? Haruskah dijelaskan?

Aku sedang duduk di bangku taman berwarna cokelat yang menghadap ke kolam itu. Aku suka lagu yang sekarang sedang kudengarkan dari earphone, Dengar Bisikku, yang dengan indah dialunkan oleh The Rain.

"Kadang aku berpikir.. dapatkah kita terus coba.. mendayung perahu kita.. menyatukan ingin kita.."

Ya, aku suka lagu ini.

Kamu tahu aku sayang kamu? Jelas kamu yang lebih tahu dibanding orang lain.
Kamu percaya aku setia? Tanpa kamu minta pun beribu setia sudah menumpuk di ruang hati untukmu.
Lalu kamu pernah tidak dengar jeritan saat kamu berulang kali mengatakan jenuh? Pernah? Tentu tidak. Cukup aku lah.

Hanya untuk menjadi sabar untuk amarahmu, aku selalu siap sedia. Walaupun energi hati ini harus habis terkuras. Tak apa asal kau bahagia.
Hanya untuk menjadi telinga di setiap cacimu, aku pun duduk diam mendengarkan. Sampai kau reda. Sampai kau puas. Walaupun telinga ini terasa seperti ditusuk dengan ribuan jarum.
Tapi mana pernah kau tahu? Atau tidak mau tahu? Tapi tak apa asal kau bahagia.

Kadang aku pun merasa dengan adanya diriku di hadapanmu saja mungkin kau anggap suatu kesalahan. Sekeras apapun aku berusaha sempurna, akulah kesalahan. Ya memang, aku bukanlah Tuhan, yang Maha Sempurna.
Aku manusia, dimana kesalahan bersarang. Terkadang aku mungkin benar-benar melakukan suatu kesalahan. Tapi satu kesalahan yg kubuat, ribuan maafku pun menyertainya sayang.. Walaupun tak kau maafkan.

"Genggam tanganku jangan bimbang.. tak usahlah lagi dikenang.. naif diri yang pernah datang.. jadikan pelajaran sayang.."

Kamu tahu? Stok sabarku masih sangat banyak. Berulang kali kau katakan jenuh, berkali lipatlah sabarku menggandakan diri seperti amoeba.
Jadi jangan heran bila aku selalu menawarkan genggaman pada tanganmu tiap kau katakan itu.
Tapi jika kau tidak menyambut genggaman itu sama sekali dan selamanya, lalu aku bisa apa?

"..bila gundahmu tak menghilang.. hentikan dulu dayung kita.. bila kau ingin lupakan aku.. ku tak tahu apalah daya.."

Ya, aku suka lagu ini. Inilah kita. Kuharap kita mendengarkannya berdua disini, di taman ini. Memandang orang-orang disini. Melempar batu ke kolam. Tapi apa daya...?

Inspired by Dengar Bisikku - The Rain

Sunday, September 2, 2012

#QuoteToday

"Sometimes, an old song can be an inspiration of hundred modern songs."

                                    - Fikriya Umami

Menang Kuis! \o/

Happy sundaaaaay! Hehehe.
Ihiiiiww udah hari Minggu. Kalo kata anak kuliahan mah ini hari terakhir libur lebaran nih. Ciyaaaan. *pukpuk para mahasiswa* *ga inget 2 minggu lagi gue diospek* (._.)
Ah iya 2 minggu lagi ospek. Deg-degan nih, mana jauh banget lagi ospeknya di senayan. Lagian kampusnya di cawang, ospeknya di senayan. Emang niat bener-bener niat tuh kampus. Hmm.. minta doanya yaa biar ospeknya lancar o:)

Btw mau cerita aja sih. Bulan puasa kemaren gue ikutan kuis di twitter dari @myfashionistas dalam rangka hari jadi-nya doi gitu, without any high expectation to win. Eh ternyata ga disangka-sangka gue salah satu pemenangnya. Meskipun hadiahnya gak gede, cuma voucher belanja 50k, but it was a self satisfaction for me :))

Udah dapet vouchernya, but I made an order almost late dan deket banget sama lebaran. Akhirnya gue nungguin paket itu selama 2 minggu lebih. Hmm emang salah gue juga sih ya ngaret banget do order-nya. But finally dateng juga sih paketnya.

Cuma belt, because I love the colour :))


Saturday, September 1, 2012

Sudut Pandang

"..Oh you.. You turn my whole life so blue.. drawning me so deep... I just can't reach my self again.."

Aku berjalan..
Aku berjalan, terus berjalan, tanpa peduli kegelapan malam ataupun bunyi jangkrik yang mendengung. Menyusuri jalan setapak yang rimbun. Ranting-ranting pohon yang rendah seperti berlomba menyentuh kepalaku. Semak belukar pun tak mau kalah menggesekan dirinya di betisku. Aku terus berjalan. Tiada takut ataupun jengah.

Gelap ini biasa saja. Gelap yang lebih pekat dari ini pun aku pernah, saat melihat kamu dan dia yg jelita parasnya namun busuk hatinya itu sedang memadu gelora. Yang kuingat saat itu rasanya tiba-tiba seperti buta mendadak. Gelap. Gelap sekali. Tak bisa melihat cinta. Tak bisa membedakan yang mana ketulusan. Tak bisa menentukan arah.
Kamu kekasih yang kutempatkan di masa depan, mana pernah menyangka aku akan melihatmu bermesraan dengan sahabatku sendiri?
Meskipun sempat buta dalam kegelapan, sekarang aku tahu dimana harus menempatkanmu. Di masa lalu.

Aku masih terus berjalan. Bercumbu dengan nyamuk dan suara jangkrik. Tak peduli dan terus menanjak. Karena aku tahu di atas bukit sana aku masih bisa melihat duniaku yang kerlap-kerlip di bawahnya. Hanya soal sudut pandang saja..

"..nothing left but pieces of you.."

Inspired by You - Ten2Five

#30HariLagukuBercerita

Hola bloggie! Maaf beribu maaf udah lama banget ga memberi kamu nafkah batin dengan menulisimu. Sibuk sayang :(
Yaudah kalo ga dimaafin aku mau lanjut nulis aja. #sikap

Udah masuk bulan September lagi nih. Biasa aja sih walopun deg-degan (lah?). Iya biasa aja soalnya yagitu deh masa musti dijelasin. Kalo deg-degannya.. karena... nganu... itu loh... 14 hari lagi mau diospek (._.) #penting

Ah tapi gue gak lagi mau bahas ospeknya kok. Gue lagi mau ngomongin tentang #30HariLagukuBercerita yang diadain sama @PosCinta. Info lengkapnya bisa diliat disini ya guys -> http://30harilagukubercerita.blogspot.com/p/ayo-ikut-ceritakan-lagumu.html?m=1. Tertarik pengen ikutan tapi masih ragu untuk bisa konsisten nulis selama sebulan (  ._.)/|payah|.

Gapapa kali ya dicoba dulu. Semangatin aku dong ( づ ̄³ ̄)づ

Saturday, March 24, 2012

Pak Jokowi

Hai all! Last 3 days, Jakarta is so HOT. Mungkin udh masuk summer kali yah. Ini gue lg gegoleran aja di lantai saking gerahnya (ˇ_ˇ").

Well di twitter sekarang lg trending bgt tuh ttg pemilukada DKI dgn janji2 calon2nya yg bejibun. Tadinya sih gue ga begitu interested sama hal2 begitu. Tapi setelah liat beberapa komen org2 di twitter, gue jd penasaran sm sosok salah satu calonnya yg seorang walkot Solo dan katanya dr sana ke Jakarta beliau cuma naik Kopaja! Yes, He is Mr.Joko Widodo, well known as Pak Jokowi.
Nih gue share artikel dari http://jtraharjo.wordpress.com
Thanks ya masbro artikelnya :)

Jokowi, Pemimpin yang
Berjiwa Merdeka

Malam tadi, Rabu 18 Mei 2011, Mata Najwa di Metro TV menampilkan sosok Joko Widodo, akrab dipanggil Jokowi, Walikota Solo yang fenomenal.

Saya punya testimoni pribadi terhadap seorang Jokowi. Tanggal 14-16 Januari 2011 lalu saya traveling ke Solo dengan beberapa teman. Perjalanan ini terinspirasi liputan di majalah Tempo di awal Januari yang menurunkan investigasi 8 kota kecil layak huni di Indonesia. Ini adalah antitesa pola urban development di kota besar yang semakin tidak manusiawi. Kebetulan beberapa teman sepermainan adalah arsitek dan aktivis transportasi kota. Tertarik dengan liputan itu, kami pengen melihat langsung. Kami pun memilih kota yg feasible dikunjungi over the weekend. Kami memilih Solo. Berangkatlah kita backpacking ke sana.

Di Solo kami menginap di Hotel Rumah Turi, the first eco-friendly hotel in Solo
( www.rumahturi.com). Kebetulan owner hotel tersebut, Pak Paulus Mintarga, adalah kenalan teman saya. Kita ngobrol-ngobrol ngalor ngidul di
teras hotelnya seharian. Singkat cerita, sampailah pada topik penataan kota Solo yang semakin apik di bawah kepemimpinan Jokowi, walikota yang
sangat dicintai warganya. Kami sangat penasaran dengan cerita pak Paulus. Beliau bercerita dengan sangat bersemangat. Semburat kebanggaan jelas terpancar ketika ia bercerita seorang Jokowi yang sangat tegas tapi berpihak pada rakyat kecil, seorang Jokowi yang inovatif dan egaliter, seorang yang visioner tapi tetap membumi, seorang yang sangat bersih, lurus dan berintegritas, seorang yang merakyat sampai hampir tiap malam bisa ditemui di lorong2 pasar dan jalan-jalan kota Solo sedang berdialog dengan warganya.

Penasaran, kami iseng meminta waktu bertemu dengan beliau. Ternyata pak Paulus bisa membantu. Katanya, gak susah ketemu pak Wali. Asal beliau memang tidak ada jadwal, beliau selalu bisa menerima tamu. Nyaris tanpa protokoler!!! Siang itu juga dia menelpon rumah dinas pak wali, dan jam 6 sore nya pak Wali ternyata berkenan menerima kami! Agak2 takjub
juga sih.

Tanpa persiapan, jadilah kami berkunjung ke rumah dinas Walikota Solo yang sangat historical (bangunan kolonial berarsitektur paduan Jawa-Victorian) peninggalan abad 18. Saya hanya berkaos, bercelana jins, dan memakai sendal! :p

Tanpa sungkan Pak Jokowi menerima kami yang bukan siapa2 ini dengan ramah, tulus, dan sederhana. Memang dahsyat jiwa egaliter sosok satu ini. Kebetulan teman saya yg arsitek memang ada rencana acara Ikatan Arsitek Indonesia di Solo, sehingga itulah yg kami jadikan topik pembuka. Kata pak Jokowi, rumah dinas ini toh
rumah rakyat. Sudah ribuan warga Solo yang berkesempatan berkunjung ke sana. Jangan sampai rakyat kesulitan bertamu ke rumahnya sendiri. Itu menjelaskan kehangatan rumah dinas
ini, berbeda dengan rumah pejabat lainnya yang selalu terkesan angker dan berjarak.

Hampir dua jam kami berdiskusi dengan pak Jokowi. Tak terhitung berapa buah kalimat “powerful” yang terlontar selama itu. Pola pikirnya benar-benar out of the box. Ide-ide nya
sangat progresif. Selain cerita suksesnya soal penataan kota (penataan PKL, penyulapan taman
kota, pembangunan ruang publik, visi
“menghutankan” Solo, pembangunan pusat kebudayaan, ketegangan terkait konflik kepentingan dan kiat-kiat menyelesaikannya, pembenahan transportasi publik, penataan
minimarket dan pasar modern,reformasi birokrasi pemda, dan masih banyak lagi), ia juga bercerita soal kegemarannya menikmati musik
cadas. Band favoritnya ternyata Napalm Death, Fear Factory, Exodus, Black Sabbath, Metallica, dan Sepultura…:D. Walikota yg gaul dan asyik, hehe. Dia cerita dia punya akun facebook pribadi yang dia maintain sendiri tanpa asisten. Di waktu luang dia selalu merespon secara personal komen/saran/masukan yang dilontarkan warga di wall nya. Dalam hati saya langsung berdecak, what a kind! Gila ni orang, benar2 totally mengubah mindset pejabat dan birokrat!

Dalam perjalanan organisasi maupun pekerjaan, saya berksempatan bertemu dengan cukup banyak pejabat pemerintahan. But I can tell, this man is different. Sosok Pak Jokowi benar-benar memberikan harapan dan angin segar untuk masa depan Indonesia. Gak heran di pilkada terakhir
kemaren, pak Jokowi menang 91 persen! Ia benar2 dicintai warganya. Kampanyenya nyaris tanpa modal, spanduk dan baliho aja bisa diitung
pake jari :p

Penampilannya dari luar, jujur aja, tidak meyakinkan, hehe. Dia selalu tampil sederhana, tidak suka menonjolkan diri. The true leader,
memang harus dilihat dari karakter.

Kelak, ketika anak-anak muda semakin banyak yang berkiprah di politik, semoga bisa meneladani sosok seperti beliau. Menjadi pemimpin yang berkarakter, berintegritas, tidak
sarat kepentingan, menghindari politik
transaksional, dan bekerja keras dengan tulus untuk kepentingan warganya. Ternyata bisa kok terjun ke politik dan bermain bersih seperti itu. Pak Jokowi juga punya satu karakter yang menurut saya sangat menentukan keberhasilannya: prinsip “get things done”. Ia tidak berhenti pada konsep, tapi memimpin dan bekerja keras hingga eksekusinya berlangsung dengan sempurna. Pembenahan yang ia lakukan tidak adhoc, tapi sistemik. Ia punya kemampuan khusus mengidentifikasi akar masalah dan bottleneck yang ada, sehingga penguraian benang kusut bisa berlangsung lebih cepat. Above all, ia melakukan itu semua dengan sangat humanistik, mengedepankan prinsip2 kemanusiaan.

Pak Jokowi juga bercerita bahwa salah satu strategi pemerintahannya yg terpenting adalah membangun trust. Trust harus diraih. Trust bisa dibangun dengan dialog, memenuhi janji, dan menunjukkan bukti nyata. Setelah trust diperoleh, jalan akan semakin mudah. Begitulah cara dia
menertibkan PKL yang sudah puluhan tahun mendominasi tata kota Solo. Ia jg adalah tipe orang yang mengutamakan substansi dan tidak
terlalu peduli dengan kemasan apalagi
pencitraan. Itulah yang membuat ia tampil beda, selalu bisa membuat terobosan.

Saya menyudahi dialog sore itu dengan kesan yang sangat mendalam. Sisa waktu traveling kami sempatkan mengunjungi “legacy” pak Jokowi di seantero kota Solo. Kami mengunjungi Taman Kota Balekambang di sebelah utara GOR Sriwedari, yang tampak seperti Central Park di New York dalam skala kecil :p. Tempat ini dulu penuh dengan gelandangan dan PSK, tapi sekarang jadi arena ruang publik bagi semua warga. Kami beli suvenir di Kampung Batik Kauman, yang gang-gangnya mengingatkan pada labirin di kota Roma menuju Trevi Fountain (ini lebay sih haha). Kami menikmati pedestrian di jl.slamet riyadi, menyaksikan bis trans-solo (sayang gak sempet naek). Kami nongkrong di Ngarsodipuro, pasar malam salah satu tempat Jokowi menampung PKL. Tempat ini juga jadi tempat ruang publik bagi warga. Ada remaja-remaja anggota komunitas breakdance yang lagi latihan, dll. Senang ngeliatnya. Warga kota jadi punya ruang publik selain Mal. Sangat sehat untuk perkembangan jiwa.

Semoga lebih banyak lagi ada sosok-sosok yang berkpribadian mandiri dan berjiwa merdeka seperti Jokowi di Republik ini.
Published with Blogger-droid v2.0.1