Ada yang datang.. dan ada yang pergi..
Lalu lalang orang-orang di taman ini di sore hari..
Seorang kakek yang sedang duduk terpaku di bangku taman, seorang nenek yang berjalan pelan dibantu entah cucu atau anaknya yang.. hmm.. mungkin berumur sekitar awal 30-an, keluarga muda dengan bayi mungilnya yang terlihat bahagia memadu tawa duduk di pinggir kolam di tengah taman. Indah.
Lalu aku? Haruskah dijelaskan?
Aku sedang duduk di bangku taman berwarna cokelat yang menghadap ke kolam itu. Aku suka lagu yang sekarang sedang kudengarkan dari earphone, Dengar Bisikku, yang dengan indah dialunkan oleh The Rain.
"Kadang aku berpikir.. dapatkah kita terus coba.. mendayung perahu kita.. menyatukan ingin kita.."
Ya, aku suka lagu ini.
Kamu tahu aku sayang kamu? Jelas kamu yang lebih tahu dibanding orang lain.
Kamu percaya aku setia? Tanpa kamu minta pun beribu setia sudah menumpuk di ruang hati untukmu.
Lalu kamu pernah tidak dengar jeritan saat kamu berulang kali mengatakan jenuh? Pernah? Tentu tidak. Cukup aku lah.
Hanya untuk menjadi sabar untuk amarahmu, aku selalu siap sedia. Walaupun energi hati ini harus habis terkuras. Tak apa asal kau bahagia.
Hanya untuk menjadi telinga di setiap cacimu, aku pun duduk diam mendengarkan. Sampai kau reda. Sampai kau puas. Walaupun telinga ini terasa seperti ditusuk dengan ribuan jarum.
Tapi mana pernah kau tahu? Atau tidak mau tahu? Tapi tak apa asal kau bahagia.
Kadang aku pun merasa dengan adanya diriku di hadapanmu saja mungkin kau anggap suatu kesalahan. Sekeras apapun aku berusaha sempurna, akulah kesalahan. Ya memang, aku bukanlah Tuhan, yang Maha Sempurna.
Aku manusia, dimana kesalahan bersarang. Terkadang aku mungkin benar-benar melakukan suatu kesalahan. Tapi satu kesalahan yg kubuat, ribuan maafku pun menyertainya sayang.. Walaupun tak kau maafkan.
"Genggam tanganku jangan bimbang.. tak usahlah lagi dikenang.. naif diri yang pernah datang.. jadikan pelajaran sayang.."
Kamu tahu? Stok sabarku masih sangat banyak. Berulang kali kau katakan jenuh, berkali lipatlah sabarku menggandakan diri seperti amoeba.
Jadi jangan heran bila aku selalu menawarkan genggaman pada tanganmu tiap kau katakan itu.
Tapi jika kau tidak menyambut genggaman itu sama sekali dan selamanya, lalu aku bisa apa?
"..bila gundahmu tak menghilang.. hentikan dulu dayung kita.. bila kau ingin lupakan aku.. ku tak tahu apalah daya.."
Ya, aku suka lagu ini. Inilah kita. Kuharap kita mendengarkannya berdua disini, di taman ini. Memandang orang-orang disini. Melempar batu ke kolam. Tapi apa daya...?
Inspired by Dengar Bisikku - The Rain
apa daya tangan tak sampai :)
ReplyDelete