Untuk @penagenic,
Aku selalu terkagum membaca barisan aksaramu
Betapa cantik rindumu yang rebah dalam kata-kata
Pun jua kalut mampu kau selimuti dengan huruf-huruf kemayu
Sudah berapa kali senja tanpa temu yang kita lewati di bulan yang suci ini?
Sudah berapa kali kita berbuka puasa dengan sepi di meja makan masing-masing?
Hanya berakhir dengan perhatian yang terbagi...
Antara pertemuan aksara yang virtual di layar kecil dan makanan berbuka yang baru seperempat habis
Disini...
Teh manis yang setengah pekat selalu kusediakan dua cangkir di meja
Kolak pisang kesukaan yang juga setengah pekat pun selalu ada dalam dua mangkuk sedang
Barangkali tiba-tiba ada ketukan di pintu rumah yang berasal dari tanganmu
Disini...
Hanya kasur dingin itu saja yang kubiarkan teracak
Membiarkan cerita-cerita rindu bekas semalam dan malam-malam sebelumnya tergeletak
Pun kupikir untuk apa kurapikan kasur itu jika hanya aku sendiri yang membuatnya tak keruan, bukan kita?
Aku terlalu rapuh untuk bertele-tele sedangkan rindu-rindu hanyut ini serasa tak kuat lagi dibendung.
Tertanda @fika_hamzah, yang sedang sangat susah mewaraskan pikiran yang gila karenamu
Jakarta, 22 Juli 2013
Pukul 4.33 sore.
No comments:
Post a Comment